Minggu, 02 Juni 2013
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PRODI PG.PAUD FKIP : PROPOSAL PENELITAN: MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL...
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PRODI PG.PAUD FKIP : PROPOSAL PENELITAN: MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL...: PROPOSAL PENELITIAN MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL - SPASIAL ANAK MELALUI PEMANFAATAN BA HAN LIMBAH ANORGANIK ...
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PAIKEM DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 5 KENDARI
PROPOSAL
PENELITIAN
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PAIKEM DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI 5 KENDARI
S K R I P S I
Diajukan Sebagai Syarat
Untuk Memperoleh
Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Administrasi Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH KENDARI
2013
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah salesai diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan
dihadapan panitia ujian Proposal pada Jurusan Administrasi Penidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadyah kendari.
Judul : Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM dalam
Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa SMPN
5 Kendari
Nama :
Nomor Stambuk :
Program Studi : Administrasi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Negara Indonesia sebuah negara yang terdiri dari
beberapa pulau. Kaya akan suatu adat istiadat dan budaya yang membentuk
kepribadian rakyat Indonesia. Saat ini anak bangsa Indonesia menghadapi
persaingan dengan sesamanya terlebih lagi dalam menghadapi anak-anak dari
negara-negara di dunia yang memiliki ilmu pengetahuan yang berbeda-beda. Pemerintah dalam hal ini
sebagai pengambil kebijakan demi kemajuan
bangsa ini harus melakukan langka-langkah untuk menjawab semua tantangan yang
di hadapi anak indonesia.
Tuntutan persaingan itu di barengi dengan ahlak yang
baik, Yang
membentuk kepribadian anak bangsa yang memiliki karakter. Pendidikan karakter sebagai pilar
kebangkitan bangsa indonesia. Menteri Pendidikan Muh.Nuh mengatakan pendidikan
karakter ini akan semakin di kuatkan implementasinya pada tahun ajaran baru
2011/2012.untuk mendukung pendidikan karakter maka akan di masukan dalam setiap
mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
Istilah karakter sama sekali bukan satu hal yang
baru bagi kita.Ir.Soekarno,salah seorang
pendiri Republik Indonesia,telah menyatakan tentang pentingnya nation charter building bagi negara yang
baru merdeka. Konsep membangun karakter juga kembali di kumandangkan oleh
Ir.Soekarno era 1960 an dengan istilah berdiri di atas kaki sendiri
(berdikari).
Pelaksanaan dan hasil pendidikan karakter kita tidak
terlepas dari peran guru dalam hal pemberian materi di dalam kelas. Guru dalam
menyampaikan pelajaran harus memikirkan out put yang dihasilkan sesuai
harapan. Pembelajaran yang di lakukan yang
pada akhirnya meningkatnya kompetensi peserta didik.
Guru dan Murid adalah dua komponen yang saling berperan di dunia
pendidikan. Guru memberikan materi pelajaran dan Murid yang menerima pelajaran
itu, Sehingga
keduanya
menjadi objek dari proses Pendidikan. Dalam menjalankan tugasnya, Tentu Guru harus mempelajari materi
yang akan di ajarkan sebagai langkah persiapan baginya, Karena dalam hal ini Guru
mentransfer ilmunya pada Murid. Namun persoalanya, Dengan sistem yang bagaimana Guru
dapat mentransfer ilmu dengan cepat dan efektifyang kemudian bisa di jadikan
sebagai metode pembelajaran yang signifikan.
Dalam hal metode pembelajaran, Winarno Surahmad
berpendapat bahwa metode adalah suatu cara yang sebaik-baiknya untuk mencapai
suatu tujuan (dalam MZ. Mandaru, 2005). Sedangkan Abu Bakar mengartikan metode
sebagai jalan yang ditempuh Guru/pembimbing untuk menyampaikan suatu materi
kepada peserta didik (dalam MZ. Mandaru, 2005). Dari kedua pendapat tersebut, Berarti metode pembelajaran adalah
sebuah cara atau sistem untuk mengembangkan pembelajaran agar dapat menemukan
satu keserasian dalam kesinambungan antara Siswa dan Guru.
Kesuksesan pengajar di kelas sangat di pengaruhi
oleh proses pembelajaran yang berlangsung
dulu,
Guru
berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, Sehingga terkesan dalam kelas bahwa guru adalah sosok
yang sangat pintar.akibatnya kegiatan
pembelajaran
Berbagai cara yang dilakukan oleh pengelolah
pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari penyusunan
kurikulum, Tenaga
pendidik termasuk metode yang akan di terapkan dalam pembelajaran. Salah
satunya adalah PAIKEM. PAIKEM adalah Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan, Menurut
para pakar pendidikan metode paikem
bisa meningkatkan kualitas pendidikan, Untuk itu tenaga pendidik mengetahui paikem itu
seperti apa pelaksanakan dalam proses pemberian materi dalam kelas.agar siswa
dalm mengikuti pelajaran tidak membosankan.
Dengan format baru itu pengetahuan Siswa dapat
digali secara maksimal sehingga terbentuk pengetahuan baru dan dapat diingat
dalam jangka waktu yang lama.
Pada umumnya manusia yang beradab setidak-tidaknya
memiliki common sense tentang
pendidikan, Bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek
keidupan dan penghidupan (Mikarsa, 2004: 2). Pendidikan mempunyai pengaruh yang
dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan
berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, Yaitu pengembangan potensi
individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional,
sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya di mana dia hidup.
Pendidikan merupakan fenomena
manusia yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, Maka pendidikan dapat dilihat dan
dijelaskan dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang psikologi,
sosiologi dan antropologi, ekonomi, politik, komunikasi dan sebagainya. Manusia
dituntut untuk mampu memperkembangkan dan menyesuaikan diri terhadap
masyarakat. Untuk itu manusia telah dilengkapi dengan berbagai potensi baik
yang berkenaan dengan keindahan dan ketinggian derajad kemanusiaan maupun
berkenaan dengan dimensi kemanusiaannya yang memungkinkan untuk memenuhi
tuntutan kemanusiaannya.
Pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang, Dengan kemampuan sosial yang
menyejukan, Kesusilaan yang tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yang dalam. Dalam
proses pendidikan banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak,
remaja, dan pemuda yang menyangkut dimensi kemanusiaan mereka. (Menurut Priyatno 1999, 25)
Lebih lanjut Priyanto mengemukakan bahwa permasalahan yang dialami oleh
para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran
yang baik sekalipun. Hal tersebut juga
disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan
oleh hal-hal di luar sekolah. Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh
dibiarkan begitu saja, Termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk melakukan
aktifitas belajar sesuai apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, Maka masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan
karakter berbasis paikem dalam meningkatkan kualitas belajar siswa di SMP NEG.5 Kendari .
C. Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
ini adalah Untuk mengetahui implementasi pendidikan
karakter berbasis paikem dalam meningkatkan kualitas belajar siswa di SMP NEG 5 Kendari.
D.Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah :
1.Bagi guru, Sebagai bahan masukan
dalam mengembangkan metode mengajarnya, Utamanya
mengembangkan pendidikan karakter berbasis paikem.
2.Bagi siswa, Dengan pendidikian
karakter berbasis paikem membantu siswa untuk dapat mencapai hasil belajar yang
maksimal.
3.Bagi institusi pendidikan sebagai
bahan acuan untuk mengtahui tingkat mengetahuan dan karaktristik siswa dalam
rangkah penegakan mutu pendidikan
4.Bagi mahasiswa untuk menambah
pengetahuan wawasan dan tingkat kecerdasan dalam rangkah pengembangan proses
belajar mengajar hususnya siswa yang ada
di SMP NEG. 5 Kendari
5. B agi
peneliti untuk dapat memahami endikan penerapan pendidkan kiarakter di SMP NEG
5 Kendari
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan rujukan bagi peneliti berikutnya
yang mengkaji hal yang relevan dengan pendidikan karakter berbasis paikem
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.TINJAAN UMUM TENTANG IPLEMENTASI
1.Pengertian Implementasi
Secara
sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan
Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai
evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan
bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.
Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga
dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert
(dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah
sistem rekayasa.
Secara
etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh
Solichin Abdul Wahab adalah:
“Konsep implementasi berasal dari
bahasa inggris yaitu to implement.
Dalam kamus besar webster, to
implement (mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk
melaksanakan sesuatu); dan to give
practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap
sesuatu)”(Webster dalam Wahab, 2004:64).
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to
implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan
sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap
sesuatu.
Sesuatu
tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa
undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang
dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.
Pengertian
implementasi selain menurut Webster di atas dijelaskan juga menurut Van Meter
dan Van Horn bahwa implementasi adalah :
“Implementasi adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat
atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya
tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”. (Van Meter dan
Van Horn dalam Wahab, 2001:65)
Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi merupakan
tindakan oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam suatu
keputusan tertentu. Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
pemerintah yang membawa dampak pada warganegaranya. Namun dalam praktinya
badan-badan pemerintah sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat
dari Undang-Undang, sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk
memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak
dilakukan.
Mazmanian dan Sebastiar juga mendefinisikan implementasi sebagai berikut:
“Implementasi adalah pelaksanaan
keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat
pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang
penting atau keputusan badan peradilan”.(Mazmanian dan Sebastiar dalam
Wahab,2001:68)
Implementasi menurut Mazmanian dan Sebastier merupakan
pelaksanaan kebijakan dasar berbentuk undang-undang juga berbentuk perintah
atau keputusan-keputusan yang penting
atau seperti keputusan badan peradilan. Proses implementasi ini berlangsung
setelah melalui sejumlah tahapan tertentu seperti tahapan pengesahan
undang-undang, kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan dan
seterusnya sampai perbaikan kebijakan yang bersangkutan.
Pengertian-pengertian di atas
memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi,
tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri
tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum.
Dalam
kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan merupakan proses untuk
melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang
lain dapat menerima dan melakukan perubahan.
Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.
Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.
Dalam
kaitannya dengan pendekatan yang dimaksud, Nurdin dan Usman (2004) menjelaskan
bahwa pendekatan pertama, menggambarkan implementasi itu dilakukan sebelum
penyebaran (desiminasi) kurikulum desain. Kata proses dalam pendekatan ini
adalah aktivitas yang berkaitan dengan penjelasan tujuan program,
mendeskripsikan sumber-sumber baru dan mendemosntrasikan metode pengajaran yang
diugunakan.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati,
jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku,
bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008),
karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors),
motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku,
sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya
dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Pembangunan
karakter merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara.
Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah bertekad untuk menjadikan
pembangunan karakter bangsa sebagai bagian penting dan tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional.
Menyadari
kondisi karakter masyarakat saat ini, pemerintah mengambil inisatif untuk
mengarusutamakan pembangunan karakter bangsa. Hal itu tercermin dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, yang menempatkan
pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi
pembangunan nasional. Dalam berbagai kesempatan Presiden Republik
Indonesia juga mengemukakan pentingnya pembangunan watak (character
building), karena kita ingin membangun manusia yang berakhlak, berbudi
pekerti dan berperilaku baik.
Kebijakan
Nasional Pembangunan Karakter Bangsa ini disusun sebagai pelaksanaan
amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan
sekaligus pelaksanaan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia.
Kebijakan
Nasional Pembangunan Karakter Bangsa ini disusun secara bersama-sama oleh
berbagai kementerian, lembaga nonkementerian dan lembaga nonpemerintah yang
terkait, antara lain Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Yayasan Jati Diri
Bangsa. Dalam penyusunan Kebijakan Nasional ini juga menggali masukan dari para
pakar, praktisi, tokoh masyarakat, pemuka agama, budayawan, dan berbagai pihak
yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan karakter bangsa. Untuk itu
telah dilakukan sarasehan yang bersifat nasional pada tanggal 14 Januari 2010
dengan dihadiri lebih dari 200 orang pakar, praktisi, pemerhati dan diikuti
dengan kegiatan diskusi maupun sarasehan lainnya di berbagai wilayah
Indonesia. Di samping itu juga dilakukan kajian mendalam di beberapa sekolah
dan lembaga pendidikan yang sudah merintis pendidikan karakter dengan berbagai
variasinya.
Pendidikan karakter pada
tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai
yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya
sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di
mata masyarakat luas.
Sasaran
pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia
negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik,
guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini.
Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter
dengan baik dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh untuk
disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Melalui
program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang
utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma
dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter
nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
Keberhasilan
program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh
peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang
antara lain meliputi sebagai berikut:
1.
Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
tahap perkembangan remaja;
2.
Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
3.
Menunjukkan sikap percaya diri;
4.
Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam
lingkungan yang lebih luas;
5.
Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
6.
Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan
sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
7.
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif,
dan inovatif;
8.
Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai
dengan potensi yang dimilikinya;
9.
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari;
10. Mendeskripsikan
gejala alam dan sosial;
11. Memanfaatkan
lingkungan secara bertanggung jawab;
12. Menerapkan
nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
13. Menghargai
karya seni dan budaya nasional;
14. Menghargai
tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
15. Menerapkan
hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
16. Berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan santun;
17. Memahami hak
dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai
adanya perbedaan pendapat;
18. Menunjukkan
kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
19. Menunjukkan
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris sederhana;
20. Menguasai
pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
21. Memiliki
jiwa kewirausahaan.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian
pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua
warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai
tersebut.
A.Implementasi Paikem
1.pengertian paikem
Paikem merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selanjutnya paikem dapat didefenisikan
sebgai pendekatan mengajar (aproach to teaching)yang di gunakan bersama metode
tertentu dan berbagai media pembelajaran yang di sertai dengan penataan
lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif ,inofatif,kreatif,efektif
dan menyenangkan.dengan demikian,para siswa dapat tertarik dan mudah dapat
menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang di ajarkan.selain itu,paikem juga
memungkin siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman
dan ketrampilanya sendiri dalam arti tidak semata-mata di suapi
guru.metode-metode mengajar yang amat mungkin di gunakan untuk
mengimlementasikan paikem yaitu Metode ceramah plus,Metode diskusi,Metode
demonstrasi ,Metode role-play,Metode simulasi (Muhammad Jauhar, 2011 : 150).
Sesuai
PP no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, (2011:1500) bahwa paikem dapat di kembangkan
berdasarkan beberapa perubahan atau peralihan yaitu;
a. peralihan
dari belajar perorangan ke belajar bersama
b. peralihan
dari belajar dengan cara menghafal ke belajar untuk memahami.
c. Peralihan
dari teori pemindahan pengetahuan kle bentuk interaktif,ketrampilan proses dan
pemecahan masalah.
d. Peralihan
paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar.
e. Beralihnya
bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment.
Dalam pendidikan paikem ada beberapa karakteristik yang perlu
di perhatikan oleh tenaga pendidik yaitu 1) berpusat pada siswa yang meliputi
guru sebagai fasilitator,fokus pembeljaran pada siswa bukan pada guru,siswa
belajar aktif,siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karya sendiri
tidak hanya mengutip dari guru.2) belajar yang menyenangkan.3)belajar
berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu.4) belajar secara tuntas.5)
belajar secara berkesinambungan.6) belajar sesuai dengan ke-kini-an.
2.Arti penting paikem
Paikem dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang
menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan guru dengan
gagasan atau pengethuan awal yang telah di miliknya, sehingga mereka mampu
membangun makna bagi fenomena yang berbeda.falsafah pragmatisme yang
berorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan juga langsung menjadi
landasan paikem,sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek
aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka.
Ada
dua landasan perlunya pendekatan paikem di terapkan di sekolah yaitu:
a. Paikem
lebih memungkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat di dalam
pembeljaran.
b. Paikem
lebih memungkan guru dan siswa lebih berbuat kreatif bersama.
3.Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam inplementasi pendekatan
paikem
Dalam
mengimplementasikan paikem,guru guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a.Memahami sifat yang
dimiliki siswa.
b.Memahaqmi perkembangan kecerdasan
siswa.
c.mengenal siswa secara
perorangan
4.Unsur-unsur paikem
Adapun unsur- unsur pendidikan dapat di jelaskan sebagai berikut :
a.Pembelajaran aktif
b.Pembeklajaran inovatif
c.Pembelajaran kreatif
d.Pembelajaran efektif
e.Pembelajaran menyenangkan
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam
usaha untuk mendapatkan data dan informasi, bahan keterangan lainya yang di
perlukan penelitian dalam penyususanan penilitian, maka penulis menggunkan
jenis-jenis peniliitian sebagi berikut :
A.Lokasi penilitian
Penilitian
ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kendari.
1.
Tipe dan dasar penilitian
Tipe
dan dasar penilitian di gunakan adalah tipe deskriptif,yaitu dengan memberikan
gambaran apa adanya tentang setuasi pada lokasi penilitian denagan seobjetif
mungkin.
2.
Sumber data
Sumber
data penilitian di peroleh dari :
a.
Data primer, yanitu data yang memperoleh
dari hasil wawancara dan konsioner
b.
Data sekunder, yaitu data yang di
peroleh dari komponen-komponen, catatan, laporan-laporan maupun arsip-arsip
resmi serta bahan pustaka yang mendukung kelengkapan data primer.
B. Waktu dan
Tempat Penelitian
1.Waktu
Penelitian
Penelitian ini mulai
dilaksanakan pada saat setelah bulan mei sampai juni tahun 2012.
2.Tempat Penelitan
Tempat penelitian ini di laksanakan di SMP
NEG. 5 Kendari Kota Kendari
C.Teknik pengumpulan data
Dalam rangka pengumpulan data primer,
maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:
a.Wawancara
Yaitu melakukan Tanya jawab kepada pihak
sekolah khususnya Guru SMP N.5 Kendari serta
para siswa
yang berada dalam ruang lingkup hususyan yang mewakili dalam satu kelas, yaitu
kelas 2 di sekolah ini menganai pembelajaran pendidikan
berkarakter berbasis paikem dalam meningkatkan kualitas belajar siswa.
b.Kuisioner
Yaitu mengajukan daftar
pertanyaan guna memperoleh jawaban yang berkaitan dengan masalah pendidikan
berkarakter berbasis Paikem
C.Populasi Dan sampel
a.Populasi
Yaitu seluruh
pihak sekolah baik tenaga pengajar maupun Guru SMP N. 5 Kendari maupun para siswa
yang berada dalam ruang lingkup SMP N.5 Kendari dan di tetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari sebanyak
375
b.Sampel
Sebagai
jumlah populasi mengingat banyaknya responden dalam penilitian ini pemilihan
sampel yang di lakukan dangan cara kualitatuf,yaitu sampel yang sengaja di pilih
dan mereka menganggap berkompoten atau di anggap memenuhui permasalahan yang di
teliti .dalam
memberikan informasi-informasi penting dengan pertimbangan dimana waktu dan
tenaga yang sangat terbatas untuk penilitian ini.
D.Teknik pengolahan dan analisis data
Setelah
mengumpul data dengan informasi
yang telah di butuhkan melaui wawancara, kuesioner dan observasi maka dapat di
peroleh data primer maupun data sekunder
yang selanjutnya diolah dan dilakuannya anaisis secara kualitatif dengan
mengguanakan tabel akumulatif dan tabel frekuensi
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol.2006).Psikologi
Kepribadian.Malang : UMM
Izzaty,
Rita Eka.2008.Peran Pengasuhan Pada Pembentukan Perilaku Anak Sejak Usia Dini
(Kajian Psikologis Berdasarkan Teori Sistem Ekologis).Tinjauan Beberapa
Aspek Character
Building.
Mandaru.
M. Z. 2005. Guru Kencing Berdiri Murid
Kencing Berlari. Yogyakarta : Ar-ruzz.
Musfiroh,Tadkiroatun.2008.Pengembangan
Karakter Anak Melalui Pendidikan Karakter. Tinjauan Beberapa Aspek Character
Building.Yogyakarta:Kerjasama Lembaga Penelitian Unversitas Negeri Yogyakarta
dan Tiara Wacana
Narwanti,
Sri. 2011. Pendidikan Karakter.
Yogyakarta : Familia
Nurwangid.2010.Peran
Konselor dalam Pendidikan Karakter. Cakrawala Pendidikan, Mei
2010,Th.XXIX,Edisi Khusus Dies Natalies UNY
Suparno,dkk.2002.
Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah.Yogyakarta:
Kanisius.
Sudrajat,
Akhmad. 2010. Tentang Pendidikan http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp
Tim Pengembang MKDP.
(2006). Materi Perkuliahan Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung: FIP UPI
Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan
Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia.
Yus,
Anita.2008.Pengembangan Karakter Melalui Hubungan Anak-Kakek Nenek. Tinjauan
Beberapa Aspek Character Building.Yogyakarta:Kerjasama Lembaga Penelitian
Unversitas Negeri Yogyakarta dan Tiara Wacana
Yusuf, Syamsu.2007. Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
http://www.forumkami.net/pendidikan/214500-pengertian-implementasi
Langganan:
Postingan (Atom)