Minggu, 02 Juni 2013

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PAIKEM DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 5 KENDARI




PROPOSAL PENELITIAN
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PAIKEM DALAM MENINGKATKAN  KUALITAS BELAJAR SISWA 
DI SMP NEGERI 5 KENDARI




S K R I P S I

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Jurusan Administrasi Pendidikan

 
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
  2013
 
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah salesai diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia ujian Proposal pada Jurusan Administrasi Penidikan  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah kendari.
Judul                   :  Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis  PAIKEM     dalam  Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa SMPN  5 Kendari   
Nama                        :
Nomor Stambuk       :
Program Studi          : Administrasi Pendidikan
               
           


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Negara Indonesia sebuah negara yang terdiri dari beberapa pulau. Kaya akan suatu adat istiadat dan budaya yang membentuk kepribadian rakyat Indonesia. Saat ini anak bangsa Indonesia menghadapi persaingan dengan sesamanya terlebih lagi dalam menghadapi anak-anak dari negara-negara di dunia yang memiliki ilmu pengetahuan  yang berbeda-beda. Pemerintah dalam hal ini sebagai pengambil kebijakan demi kemajuan bangsa ini harus melakukan langka-langkah untuk menjawab semua tantangan yang di hadapi anak indonesia.
Tuntutan persaingan itu di barengi dengan ahlak yang baik, Yang membentuk kepribadian anak bangsa yang memiliki karakter. Pendidikan karakter sebagai pilar kebangkitan bangsa indonesia. Menteri Pendidikan Muh.Nuh mengatakan pendidikan karakter ini akan semakin di kuatkan implementasinya pada tahun ajaran baru 2011/2012.untuk mendukung pendidikan karakter maka akan di masukan dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
Istilah karakter sama sekali bukan satu hal yang baru bagi kita.Ir.Soekarno,salah seorang pendiri Republik Indonesia,telah menyatakan tentang pentingnya nation charter building bagi negara yang baru merdeka. Konsep membangun karakter juga kembali di kumandangkan oleh Ir.Soekarno era 1960 an dengan istilah berdiri di atas kaki sendiri (berdikari).
Pelaksanaan dan hasil pendidikan karakter kita tidak terlepas dari peran guru dalam hal pemberian materi di dalam kelas. Guru dalam menyampaikan pelajaran harus memikirkan out put yang dihasilkan sesuai harapan.  Pembelajaran yang di lakukan yang pada akhirnya meningkatnya kompetensi peserta didik.
Guru dan Murid adalah dua komponen yang saling berperan di dunia pendidikan. Guru memberikan materi pelajaran dan Murid yang menerima pelajaran itu, Sehingga keduanya menjadi objek dari proses Pendidikan. Dalam menjalankan tugasnya, Tentu Guru harus mempelajari materi yang akan di ajarkan sebagai langkah persiapan baginya, Karena dalam hal ini Guru mentransfer ilmunya pada Murid. Namun persoalanya, Dengan sistem yang bagaimana Guru dapat mentransfer ilmu dengan cepat dan efektifyang kemudian bisa di jadikan sebagai metode pembelajaran yang signifikan.
Dalam hal metode pembelajaran, Winarno Surahmad berpendapat bahwa metode adalah suatu cara yang sebaik-baiknya untuk mencapai suatu tujuan (dalam MZ. Mandaru, 2005). Sedangkan Abu Bakar mengartikan metode sebagai jalan yang ditempuh Guru/pembimbing untuk menyampaikan suatu materi kepada peserta didik (dalam MZ. Mandaru, 2005). Dari kedua pendapat tersebut, Berarti metode pembelajaran adalah sebuah cara atau sistem untuk mengembangkan pembelajaran agar dapat menemukan satu keserasian dalam kesinambungan antara Siswa dan Guru.
Kesuksesan pengajar di kelas sangat di pengaruhi oleh proses pembelajaran yang berlangsung dulu, Guru berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, Sehingga  terkesan dalam kelas bahwa guru adalah sosok yang sangat pintar.akibatnya kegiatan pembelajaran
Berbagai cara yang dilakukan oleh pengelolah pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari penyusunan kurikulum, Tenaga pendidik termasuk metode yang akan di terapkan dalam pembelajaran. Salah satunya adalah PAIKEM. PAIKEM adalah Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Menurut para pakar pendidikan metode paikem bisa meningkatkan kualitas pendidikan, Untuk itu tenaga pendidik mengetahui paikem itu seperti apa pelaksanakan dalam proses pemberian materi dalam kelas.agar siswa dalm mengikuti pelajaran tidak membosankan.
Dengan format baru itu pengetahuan Siswa dapat digali secara maksimal sehingga terbentuk pengetahuan baru dan dapat diingat dalam jangka waktu yang lama.
Pada umumnya manusia yang beradab setidak-tidaknya memiliki common sense tentang pendidikan, Bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek keidupan dan penghidupan (Mikarsa, 2004: 2). Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, Yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya di mana dia hidup.
Pendidikan merupakan fenomena manusia yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, Maka pendidikan dapat dilihat dan dijelaskan dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang psikologi, sosiologi dan antropologi, ekonomi, politik, komunikasi dan sebagainya. Manusia dituntut untuk mampu memperkembangkan dan menyesuaikan diri terhadap masyarakat. Untuk itu manusia telah dilengkapi dengan berbagai potensi baik yang berkenaan dengan keindahan dan ketinggian derajad kemanusiaan maupun berkenaan dengan dimensi kemanusiaannya yang memungkinkan untuk memenuhi tuntutan kemanusiaannya.
 Pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang, Dengan kemampuan sosial yang menyejukan, Kesusilaan yang tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yang dalam. Dalam proses pendidikan banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja, dan pemuda yang menyangkut dimensi kemanusiaan mereka.  (Menurut Priyatno 1999, 25)
Lebih lanjut Priyanto mengemukakan bahwa permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut  juga disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah. Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, Termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk melakukan aktifitas belajar sesuai apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. 
B. Rumusan Masalah  
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, Maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan karakter berbasis paikem dalam meningkatkan kualitas belajar siswa di  SMP  NEG.5 Kendari .
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam  penelitian ini adalah Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter berbasis paikem dalam meningkatkan kualitas belajar siswa di SMP NEG 5 Kendari.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.Bagi guru, Sebagai bahan masukan dalam mengembangkan metode mengajarnya,   Utamanya mengembangkan pendidikan karakter berbasis paikem.
2.Bagi siswa, Dengan pendidikian karakter berbasis paikem membantu siswa untuk    dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
3.Bagi institusi pendidikan sebagai bahan acuan untuk mengtahui tingkat mengetahuan dan karaktristik siswa dalam rangkah penegakan mutu pendidikan
4.Bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan wawasan dan tingkat kecerdasan dalam rangkah pengembangan proses belajar mengajar hususnya siswa yang ada  di SMP NEG. 5 Kendari
5. B agi peneliti untuk dapat memahami endikan penerapan pendidkan kiarakter di SMP NEG 5 Kendari    
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang mengkaji hal yang relevan dengan pendidikan karakter berbasis paikem


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.TINJAAN UMUM TENTANG IPLEMENTASI
  1.Pengertian Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah:
“Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”(Webster dalam Wahab, 2004:64).
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.

Pengertian implementasi selain menurut Webster di atas dijelaskan juga menurut Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi adalah :
“Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”. (Van Meter dan Van Horn dalam Wahab, 2001:65)

Pandangan Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi merupakan tindakan oleh individu, pejabat, kelompok badan pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam suatu keputusan tertentu. Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang membawa dampak pada warganegaranya. Namun dalam praktinya badan-badan pemerintah sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat dari Undang-Undang, sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk memutuskan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
Mazmanian dan Sebastiar juga mendefinisikan implementasi sebagai berikut:
“Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan”.(Mazmanian dan Sebastiar dalam Wahab,2001:68)

Implementasi menurut Mazmanian dan Sebastier merupakan pelaksanaan kebijakan dasar berbentuk undang-undang juga berbentuk perintah atau  keputusan-keputusan yang penting atau seperti keputusan badan peradilan. Proses implementasi ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu seperti tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan dan seterusnya sampai perbaikan kebijakan yang bersangkutan.
 Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum.
Dalam kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan.
Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.
Dalam kaitannya dengan pendekatan yang dimaksud, Nurdin dan Usman (2004) menjelaskan bahwa pendekatan pertama, menggambarkan implementasi itu dilakukan sebelum penyebaran (desiminasi) kurikulum desain. Kata proses dalam pendekatan ini adalah aktivitas yang berkaitan dengan penjelasan tujuan program, mendeskripsikan sumber-sumber baru dan mendemosntrasikan metode pengajaran yang diugunakan.



Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Pembangunan karakter merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara.  Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah bertekad untuk menjadikan pembangunan karakter bangsa sebagai bagian penting dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional.
Menyadari kondisi karakter masyarakat saat ini, pemerintah mengambil inisatif untuk mengarusutamakan pembangunan karakter bangsa. Hal itu tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, yang menempatkan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional.  Dalam berbagai kesempatan Presiden Republik Indonesia juga mengemukakan pentingnya pembangunan watak (character building), karena kita ingin membangun manusia yang berakhlak, berbudi pekerti dan berperilaku baik.
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa ini disusun sebagai pelaksanaan amanat  Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan sekaligus pelaksanaan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia.
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa ini disusun secara bersama-sama oleh berbagai kementerian, lembaga nonkementerian dan lembaga nonpemerintah yang terkait, antara lain Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Yayasan Jati Diri Bangsa. Dalam penyusunan Kebijakan Nasional ini juga menggali masukan dari para pakar, praktisi, tokoh masyarakat, pemuka agama, budayawan, dan berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan karakter bangsa.  Untuk itu telah dilakukan sarasehan yang bersifat nasional pada tanggal 14 Januari 2010 dengan dihadiri lebih dari 200 orang pakar, praktisi, pemerhati dan diikuti dengan kegiatan diskusi maupun sarasehan lainnya di berbagai wilayah  Indonesia. Di samping itu juga dilakukan kajian mendalam di beberapa sekolah dan lembaga pendidikan yang sudah merintis pendidikan karakter dengan berbagai variasinya.
Pendidikan  karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia negeri maupun swasta.  Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Melalui program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai berikut:
1.      Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
2.      Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
3.      Menunjukkan sikap percaya diri;
4.      Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
5.      Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
6.      Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
7.      Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
8.      Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
9.      Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
10.  Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
11.  Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
12.  Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
13.  Menghargai karya seni dan budaya nasional;
14.  Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
15.  Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
16.  Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
17.  Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
18.  Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
19.  Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
20.  Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
21.  Memiliki jiwa kewirausahaan.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan  karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.
A.Implementasi  Paikem
  1.pengertian paikem
Paikem merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selanjutnya paikem dapat didefenisikan sebgai pendekatan mengajar (aproach to teaching)yang di gunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pembelajaran yang di sertai dengan penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif ,inofatif,kreatif,efektif dan menyenangkan.dengan demikian,para siswa dapat tertarik dan mudah dapat menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang di ajarkan.selain itu,paikem juga memungkin siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman dan ketrampilanya sendiri dalam arti tidak semata-mata di suapi guru.metode-metode mengajar yang amat mungkin di gunakan untuk mengimlementasikan paikem yaitu Metode ceramah plus,Metode diskusi,Metode demonstrasi ,Metode role-play,Metode simulasi (Muhammad Jauhar, 2011 : 150).
Sesuai PP no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan,  (2011:1500) bahwa paikem dapat di kembangkan berdasarkan beberapa perubahan atau peralihan yaitu;
a.    peralihan dari belajar perorangan ke belajar bersama
b.    peralihan dari belajar dengan cara menghafal ke belajar untuk   memahami.
c.    Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan kle bentuk interaktif,ketrampilan proses dan pemecahan masalah.
d.   Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar.
e.    Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment.
Dalam pendidikan paikem ada beberapa karakteristik yang perlu di perhatikan oleh tenaga pendidik yaitu 1) berpusat pada siswa yang meliputi guru sebagai fasilitator,fokus pembeljaran pada siswa bukan pada guru,siswa belajar aktif,siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karya sendiri tidak hanya mengutip dari guru.2) belajar yang menyenangkan.3)belajar berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu.4) belajar secara tuntas.5) belajar secara berkesinambungan.6) belajar sesuai dengan ke-kini-an.
2.Arti penting paikem
Paikem dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan guru dengan gagasan atau pengethuan awal yang telah di miliknya, sehingga mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda.falsafah pragmatisme yang berorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan juga langsung menjadi landasan paikem,sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka.
Ada dua landasan perlunya pendekatan paikem di terapkan di sekolah yaitu:
a.       Paikem lebih memungkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat di dalam pembeljaran.
b.      Paikem lebih memungkan guru dan siswa lebih berbuat kreatif bersama.
3.Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam inplementasi pendekatan paikem
Dalam mengimplementasikan paikem,guru guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.Memahami sifat yang dimiliki siswa.
b.Memahaqmi perkembangan kecerdasan siswa.
c.mengenal siswa secara perorangan

4.Unsur-unsur paikem
 Adapun unsur- unsur  pendidikan dapat di jelaskan sebagai berikut :
a.Pembelajaran aktif
b.Pembeklajaran inovatif
c.Pembelajaran kreatif
d.Pembelajaran efektif
e.Pembelajaran menyenangkan


BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam usaha untuk mendapatkan data dan informasi, bahan keterangan lainya yang di perlukan penelitian dalam penyususanan penilitian, maka penulis menggunkan jenis-jenis peniliitian  sebagi berikut :
A.Lokasi penilitian
Penilitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kendari.
1.                  Tipe dan dasar penilitian
Tipe dan dasar penilitian di gunakan adalah tipe deskriptif,yaitu dengan memberikan gambaran apa adanya tentang setuasi pada lokasi penilitian denagan seobjetif mungkin.
2.                  Sumber data
Sumber data penilitian di peroleh dari :
a.                  Data primer, yanitu data yang memperoleh dari hasil wawancara dan konsioner
b.                  Data sekunder, yaitu data yang di peroleh dari komponen-komponen, catatan, laporan-laporan maupun arsip-arsip resmi serta bahan pustaka yang mendukung kelengkapan  data primer.


B. Waktu dan Tempat Penelitian
   1.Waktu Penelitian  
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada saat setelah bulan mei sampai juni tahun 2012.
2.Tempat Penelitan
   Tempat penelitian ini di laksanakan di SMP NEG. 5 Kendari Kota Kendari

C.Teknik pengumpulan data
Dalam rangka pengumpulan data primer, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:
a.Wawancara
Yaitu melakukan Tanya jawab kepada pihak sekolah khususnya  Guru SMP N.5 Kendari serta para siswa yang berada dalam ruang lingkup  hususyan yang mewakili dalam satu kelas, yaitu kelas 2 di sekolah ini menganai pembelajaran pendidikan berkarakter berbasis paikem dalam meningkatkan kualitas belajar siswa.
b.Kuisioner
Yaitu mengajukan daftar pertanyaan guna memperoleh jawaban yang berkaitan dengan masalah pendidikan berkarakter berbasis Paikem

C.Populasi Dan sampel
  a.Populasi
Yaitu seluruh pihak sekolah baik tenaga pengajar maupun Guru SMP N. 5 Kendari maupun para siswa yang berada dalam ruang lingkup SMP N.5 Kendari dan di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sebanyak 375
 b.Sampel
                 Sebagai jumlah populasi mengingat banyaknya responden dalam penilitian ini pemilihan sampel yang di lakukan dangan cara kualitatuf,yaitu sampel yang sengaja di pilih dan mereka menganggap berkompoten atau di anggap memenuhui permasalahan yang di teliti .dalam memberikan informasi-informasi penting dengan pertimbangan dimana waktu dan tenaga yang sangat terbatas untuk penilitian ini.
D.Teknik pengolahan dan analisis data
Setelah mengumpul data dengan informasi yang telah di butuhkan melaui wawancara, kuesioner dan observasi maka dapat di peroleh data  primer maupun data sekunder yang selanjutnya diolah dan dilakuannya anaisis secara kualitatif dengan mengguanakan tabel akumulatif dan tabel frekuensi
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol.2006).Psikologi Kepribadian.Malang : UMM
Izzaty, Rita Eka.2008.Peran Pengasuhan Pada Pembentukan Perilaku Anak Sejak Usia Dini (Kajian Psikologis Berdasarkan Teori Sistem Ekologis).Tinjauan Beberapa Aspek Character
Building.
Mandaru. M. Z. 2005. Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari. Yogyakarta : Ar-ruzz.
Musfiroh,Tadkiroatun.2008.Pengembangan Karakter Anak Melalui Pendidikan Karakter. Tinjauan Beberapa Aspek Character Building.Yogyakarta:Kerjasama Lembaga Penelitian Unversitas Negeri Yogyakarta dan Tiara Wacana
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Familia
Nurwangid.2010.Peran Konselor dalam Pendidikan Karakter. Cakrawala Pendidikan, Mei 2010,Th.XXIX,Edisi Khusus Dies Natalies UNY
Suparno,dkk.2002. Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah.Yogyakarta: Kanisius.
Sudrajat, Akhmad. 2010. Tentang Pendidikan http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp
Tim Pengembang MKDP. (2006). Materi Perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI
Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia.
Yus, Anita.2008.Pengembangan Karakter Melalui Hubungan Anak-Kakek Nenek. Tinjauan Beberapa Aspek Character Building.Yogyakarta:Kerjasama Lembaga Penelitian Unversitas Negeri Yogyakarta dan Tiara Wacana
Yusuf, Syamsu.2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
http://www.forumkami.net/pendidikan/214500-pengertian-implementasi
 
 

1 komentar:

  1. terima kasih banyak bang,,,
    mohon bimbingannya klo bsa hasil penelitian (skripsi) boleh z jadikan patokan tak bang?

    BalasHapus